Jumat, 06 April 2012

Aduh Jatuh!!!!!

Aduh Jatuh!!!!!

Sempet sangat terkejut ketika Nadia, keponakan saya, pulang dari maen dengan menangis. “ah, paling berantem sama temen maenny”, tapi sejenak semua menjadi horror ketika dia pulang dengan baju yang penuh dengan darah. Naluriah mungkin ketika tiba-tiba aku jadi panik, terlebih ketika nampak dagu dari Nadia robek dan lukanya cukup dalam. Perlu saya tegaskan, darah yang keluar tidak hanya ada disekitar dagu yang robek, tapi darah udah menetes dengan cukup deras, hal ini tambah parah karena Nadia sendiri sangat takut sama darah, jadi silahkan bayangkan suasana yang terjadi.
Ibu saya, neneknya Nadia, yang saat itu sedang ada di atas langsung turun karena Nadia emang menangis dengan keras. Beliau jadi semakin panik dengan apa yang dilihat, nampak jelas, beliau sangat ketakutan. Tetangga berdatangan ke rumah, mulai dari hanya sekedar melihat, membantu, atau malah hanya berdebat tidak jelas tentang kejadian yang dialami Nadia. Saya sendiri langsung ke warung sebelah untuk mencari plester luka, agar darah tidak terus keluar, sementara ibug masih terlihat terpukul dan gemetar.
Sore tadi gantian saya yang jatuh. Saya sedang persiapan latihan di Gereja untuk persiapan malam paskah esok (sabtu-red). Beberapa rekan datang terlambat dan beberapa rekan masih sibuk dengan keperluannya masing-masing. Langsung saja nata semua alat, tidak terlalu ribet memang karena kami pakai konsep akustik dan bukan full band. Ketika sedang mengambil Jimbe, entah bagaimana kejadiannya saya terjatuh karena kaki tersangkut kabel. BRAAKK..saya terjatuh dengan condong kedepan. Sesaat waktu berhenti rasanya, hanya terlihat beberapa gerakan kecil hingga ada kesempatan yang saya rasakan untuk memutar badan sedikit ke kiri, sehingga akhirnya lengan tangan kiri yang jadi tumpuan dan terbentur ke kursi jemaat, padahal saya sempat cukup yakin bahwa kepala saya dululah yang seharusnya terkena kursi. Tapi syukurlah tidak demikian. Hanya lengan kiri yang lecet, tidak masalah buatku.
Benar, yang saya alami sore ini tidaklah separah apa yang dialami Nadia, tapi dari sini saya melihat sesuatu yang cukup baik. Apa itu?
RESPON dan TINDAKAN…
Ketika Nadia terus mengangis, orang-orang disekitar langsung merespon dengan berusaha menolong dengan banyak tindakan, mungkin tergerak karena melihat Nadia yang seperti itu, tapi jujur, tetap saja ada tetangga yang masih sibuk komentar tanpa tindakan apa-apa.
Saat saya jatuhpun demikian, beberapa jelas sangat terkejut mendengar suara kerasnya saya jatuh. Beberapa rekan langsung menolong, beberapa rekan masih terdiam, sedang boleh percaya atau tidak, beberapa rekan sempat tertawa kecil sebelum mendekat dan menolong.
Bro..sist..
Tanpa kita sadari, itu yang sedang kita butuhkan. Apa? RESPON dan TINDAKAN. Berapa sering kita melihat teman, sahabat, atau siapapun yang kita temui tengah dalam kondisi membutuhkan bantuan? Keadaan yang sebenarnya menunut sebuah RESPON dan TINDAKAN nyata kita. Tapi seringkali semua hanya ada dalam kepala dan terus terbungkus dalam sebuah rencana, tanpa pernah terwujud.
Memang benar jika mungkin bantuan yang kita berikan bukanlah sesuatu yang langsung bisa menolong mereka, bahkan mungkin bukan sesuatu yang mereka butuhkan. Tapi bukankah RESPON dan TINDAKAN itu merupakan wujud kasih kita kepada sesama?bukankah itu bentuk paling sederhana untuk menunjukkan betapa kita ber-empati dan mengasihi mereka? Sama ketika Allah Bapa memberikan Kristus untuk menebus kita, respon atas kenyataan bahwa manusia yang Ia ciptakan telah jatuh dalam dosa..DIA mencintai kita…
Mari belajar untuk lebih peka dengan segala hal yang terjadi di sekitar kita…..
(sampai tadi sore, saya masih melihat dagu Nadia masih terpasang plester luka yang siang itu saya pakaikan…cepet sembuh ya sayang…)

0 comments:

Posting Komentar

Technology Blog