Selasa, 17 April 2012

Ibuku Bermata Satu


Alkisah...

Ketika anak laki-lakinya pergi sekolah SD, si ibu datang ke sekolah untuk melihat anaknya. Tapi apa yang terjadi, si anak laki-lakinya jadi malu karena diolok-olok oleh teman-teman, karena dia mempunyai ibu bermata satu. Sesampai di rumah si ibu dimarahin oleh si anak. Sejak itu si ibu tidak dibolehkan ketemu orang-orang lain agar si anak tidak malu.

Setelah anaknya dewasa, si anak telah bekerja dan sukses, dan sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang cantik dan anak yang lucu.... si ibu rindu ingin bertemu dengan anak dan cucunya. Sesampai di depan pintu rumah anak laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri, seraya berkata: “untuk apa kamu datang kesini orang tua bermata satu, kamu telah menakutkan anak-anakku” kata si anak. Akhirnya, si ibu pulang dengan bersedih hati. Dia akhirnya hanya melihat cucu-cucunya di depan pagar, lalu pergi.

Sekian lama waktu berlalu, si ibu akhirnya sakit dan sepertinya tidak akan lama lagi umurnya. Dia memberi tahukan berita ini kepada anak laki-lakinya itu, bahwasanya dia sedang sakit parah. Tapi, si anak laki-lakinya tetap tidak mau ketemu ibunya. Ajalnya pun menjemputnya.

Selang beberapa waktu, si istri dari si anak laki-laki bertanya ke suaminya: “mengapa kamu tidak datang ke rumah ibumu?”


Dia menjawab: “saya sedang sibuk”. Tapi akhirnya, dia dibujuk oleh istrinya, agar pergi ke rumah ibunya tersebut sekali saja karena ibunya sudah tiada.

Akhirnya si anak laki-laki pergilah ke rumah almarhum ibunya, dia masuk ke rumah yang telah lama dia tinggalkannya, dan ada secarik kertas yang ditinggalkan oleh ibunya berisi: "anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil, sampai dewasa dan mlenjadi sukses sekarang ini. ketahuilah nak, bahwasanya kamu kecil hanya mempunyai mata satu, aku telah merelakan mata yang satu lagi diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya".

Si anak akhirnya, menanggis sijadi-jadinya: “oh..ibu.............maafkan aku selama ini”.
(cerita ini saya ambil dari google, dengan sedikit perubahan)


Bro..sist..

Saya tidak sedang membuat anda menangis atau terharu dengan cerita ini. Saya hanya berdoa agar kita tidak mengalami hal yang sama dengan anak laki-laki tersebut. Sadarkah, betapa luar biasanya orang tua kita? Yang dengan penuh kasih sayang merawat hingga kita sebesar ini? mungin kalimat itu sudah sering anda dengar namun sudahkah kita memberi respon yang baik atas kalimat itu?

Mari, mulai saat ini kita memberikan bagian kita sebagai seorang anak kepada orang tua kita. Secara penuh dan utuh. Kita tidak tengah mencoba membayar hutang atas apa yang sudah dilakukan orang tua kita bagi kita, kita hanya sedang berusaha menjadi anak yang penuh dengan kasih, agar penyesalan tidak menghampiri kita.

Jesus Bless
Read More >>

Pernikahan Kuda dan Kerbau

Saya pernah bertanya kepada diri saya sendiri, kelak isterikau seperti apa ya? apa cantik dan berkaca mata seperti yang ku impikan? Apakah ramputnya ikal dengan kulit yang sedikit gelap? Hehehe, entahlah sampai sekarang saya masih mendoakan calon isteri saya tersebut. Saya hanya berprinsip bahwa satu syarat mutlak yang harus dimiliki calon istri saya adalah bahwa dia adalah seorang yag takut akan Tuhan, menjadikan Tuhan nomor satu dalam hidupnya jadi aku jadi yang kedua deh J

Saya teringat dengan sebuah percakapan bijak antara seorang anak dengan ayahnya, percakapan yang selalu dapat menginspirasi saya, seperti ini kurang lebih percakapan mereka

Anak : yah, jika saat ini aku berteman dengan lelaki yang berbeda keyakinan dengan saya bagaimana yah?

Ayah : tentu saja boleh nak, kenapa tidak? Kamu boleh memiliki banyak teman dan sahabat dan kamu tidak boleh membedakan mereka karena keyakinan mereka?

Anak : yah, kalau kelak pacarku adalah seorang yang beda keyakinan denganku, apakah itu juga boleh yah?

Ayah : (mulai terlihat bingung, tapi berusaha tetap bijak) tentu saja boleh anakku, kenapa tidak? Kamu boleh berpacaran dengan siapapun asal dia bisa menjagamu?

Anak : (sedikit terkejut dengan jawab ayahnya) emmm, yah, kalau kelak aku menikah dengan orang yang keyakinannya tidak sama denganku, apakah aku masih boleh yah?

Ayah : (terpojok  dan mulai bingung dengan pertanyaan anaknya tapi tetap berusaha bijak) tentu saja boleh anakku, kamu boleh menikah dengan laki-laki yang berbeda keyakinan denganmu, asal dia bisa membahagiakan kamu dan menjaga anak-anakmu kelak

Anak : boleh yah? Asik

Ayah : tapi, ayah mau bertanya dulu. Kamu pasti tahu kan sebuah kereta kuda? Biasanya ditarik oleh dua kuda, tapi jika kamu mengganti salah satu kudanya dengan seekor kerbau, apakah bisa sayang?

Anak : tentu saja bisa yah

Ayah : yap, benar, pasti bisa, tapi pakah keduanya bisa berjalan beriring dengan baik dan tidak saling meninggalkan satu dengan yang lain?

Anak: tentu tidak yah, kuda larinya cepat sedang kerbaukan binatang yang lambat

Ayah : nah itu kamu tahu. Pernikahan itu ibarat sebuah kereta itu anakku, kamu dan suamimu kelak adalah kuda yang menariknya. Jika ternyata kamu dan suamimu tidak sama, apakah nanti kereta rumah tanggamu akan bisa berjalan dengan baik? Tentu tidak bukan? Semua tergantung pilihanmu saat ini, apakah kamu kelak ingin bahagia, atau tidak. Perbedaan keyakinan sama dengan perbedaan keyakinan dan visi hidup, jika kamu dan suamimu tidak memiliki hal sama, tentu akan sangat sulit untuk berjalan beriring mencapai kebahagiaan kehidupan,, kamu mau?

Anak : iya yah, aku paham

Bro..sist..

Percakapan fiktif ini hanya penggambaran bagaimana kita akan terus dituntut untuk menjadi bijak dan kuat dengan pilihan kehidupan hidup kita. Jangan sampai kita nekat dan salah memilih dengan pasangan hidup kita kelak. Mulai sekarang, jadilah bijak. Doakan pasangan kita kelak, agar kita bahagia, di dalam DIA..

Jesus Bless

(saya masih mendoakan perempuan berkacamata tersebut..siapa dia ya..) 
Read More >>

Minggu, 15 April 2012

Saya "NGIDAM"???

Apa yang pertama kali terbayang dalam fikiran anda ketika mendengar kata “ngidam”? mungkin kata pertama yang muncul dan ada difikiran kita adalah wanita hamil, dan jika itu yang anda fikirkan berarti sama dengan yang saya fikirkan juga. Iya, ngidam merupakan keinginan sesaat yang seringkali sangat aneh yang dialami oleh wanita yang tengah hamil.

Saya tidak begitu paham, secara ilmiah apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi. Beberapa contoh mungkin sering anda dengar bahwa para ibu seringkali memiliki keinginan yang sering tidak masuk akal. Ada yang minta rujak ditengah malam atau minta wedhang jahe di tengah hari. Ada yang minta pegang kepala orang lain, dan tentu masih sangat banyak. Beberapa kasus malah tampak menjadi ekstrim, seperti yang terjadi pada tetangga saya, bahwa dia bilang kepada suaminya bahwa dia sangat ingin mangga, mudah kan? tapi yang bikin sulit adalah dia minta mangga itu diambil suaminya sendiri dengan memanjat pohon plus harus mangga curian, jadi ketika memetik yang punya mangga tidak boleh tahu. Berikutnya yang membuat saya tertegun adalah wanita hamil tadi bisa mengetahui jika mangga yang dibawa suaminya bukan hasil curian tetapi meminta (sampai sekarang saya masih heran). Satu lagi, ada ibu yang hamil anak keduanya minta memegang kepala (lokomotif) kereta, dan lebih hebatnya lagi dia mintanya jam 01.00 pagi,waw hebat. Menurut tradisi yang ada, jika keinginan wanita tersebut tidak dipenuhi maka ketika nanti anaknya lahir maka anak tersebut akan ngiler (keluar air liurnya terus), jadi cacat, nakal, dan sebagainya. Percaya tidak percaya, tapi saya sangat tertarik dengan hal-hal itu.

Sama seperti yang tengah saya alami. Lho….memang saya tidak ngidam, tapi entah mengapa 2 hari ini saya sangat ingin makan jajanan waktu saya masih kecil dulu. Cukup aneh memang, tapi sejujurnya saya tidak pernah tau sampai sekarang mengapa saya memeliki keinginan tersebut.  Sempat kesulitan mendapatkan jajanan tersebut hingga akhirnya tadi sore saya mendapat jajanan tersebut, spesial thanks buat Shinta yang sudah mencarikan buat saya. Segera saya makan saja jajanan tersebut.

Bro..sist..

Saya belajar satu hal dari hal tersebut, untuk banyak hal yang kita ingini terkadang kita akan melakukan segala hal agar keinginan tersebut dapat kita penuhi. Segala usaha agar kita tempuh, karena kita memang menginginkannya. Tapi seringkali kita tidak cukup bijak untuk menentukan. Kenyataannya keinginan daging lebih kita perhatikan dari pada keinginan roh. Benar? Renungkanlah..

Dalam tulisan saya kemarin, PesanKu Untukmu, saya menulis bahwa kita harus bersegera berkomitmen untuk membaca surat dari Tuhan. Dan saat ini saya berkomitmen untuk “ngidam” membaca Alkitab secara utuh, urut, dan menyeluruh. Karena saya ngidam, berarti saya akan berusaha dengan segenap kemampuan saya untuk memenuhinya.

Maukah anda “ngidam” hal sama seperti yang saya rasakan malam ini?

Jesus Bless
Read More >>

PesanKu Untukmu


Berangkat PRKJ (Persekutuan Remaja Kristen Jebres) ditemani hujan yang masih cukup deras memang, saya sendiri tidak berani nekat karena tadi gitar yang dirumah mau dipinjam untuk dipakai mengiringi pujian di persekutuan. Setelah dirasa cukup reda saya memberanikan diri untuk berangkat dan ketika sampai di Gereja, acara memang belum dimulai. Ada sedikit waktu untuk prepare mendampingi adik-adik remaja persekutuan.

Acara hari ini adalah Lokakarya Bible Reading oleh mas Wien, jadi kita diajar bagaimana untuk bisa mulai menyediakan diri untuk membaca Alkitab secara rutin. Acara berlangsung sangat lancar hingga tadi selesainya agak mundur, yakni jam 20.20 padahal biasanya jam 8 kurang kami sudah selesai.

Ada satu hal yang ingin saya bagikan. Saya tertarik dengan perumpamaan yang dipakai oleh mas Wien dalam penyampaian materinya, jadi kurang lebih perumpamaannya seperti ini:

Pernahkan anda menulis sebuah surat? Dan ketika anda menulis surat tersebut, apa yang anda ingin sampaikan kepada orang yang anda kirimi surat? Jawaban memang akan sangat bervariasi, berbeda antara satu orang dengan yang lain, tapi saya rasa anda akan setuju jika saya menjawab bahwa yang ingin anda sampaikan kepada penerima surat adalah sebuah PESAN, bisa juga NARASI (bercerita), bisa juga UNGKAPAN HATI, bisa juga HARAPAN dan bisa juga sebuah DOA bagi penerima.

Pernahkah anda menerima sebuah surat? Dan ketika anda menerima sebuah surat, apa yang akan anda lakukan? Apakah hanya diam tanpa ada usaha untuk mengambil, merobek bungkusnya, dan membaca surat tersebut anda akan bisa memahami penuh isi surat tersebut? Tentu tidak bukan? Ada hal yang sebebarnya sangat mudah dan sederhana agar kita bisa mengetahui isi surat tersebut, yakni bangkit berdiri, ambil surat tersebut, buka bungkusnya, duduk tenang dan bacalah isinya dengan seksama, maka kita akan mengetahui maksud dan isi surat tersebut.

Bro..sist..

Bukankah Alkitab yang saat ini kita miliki adalah juga surat yang Tuhan tulis untuk kita? Didalamnya Tuhan membawa sebuah PESAN kehidupan bagi kita, terhampar NARASI kisah panjang perjalanan keagungan dan karyaNya yang nyata, tertulis dengan rapi tiang UNGKAPAN HATI yang Dia rasakan, terlihat jelas HARAPAN yang sungguh telah Dia taruhkan bagi kita, dan rangkaian DOA dari kerinduanNya bagi kita anak-anak yang begitu dikasihaniNya.
Tapi apa yang terjadi? Masihkah Alkitab hanya menjadi identitas yang memang selayaknya ada dalam tas setiap orang percaya? Atau Alkitab masih terus diam setia tertata rapi di rak buku untuk menunggu kita membukanya? Jika demikan, maka bagaimana kita bisa memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan kita?

Tidakkah kita merasa bahwa kita harus bersegera mulai membaca Alkitab dengan lebih rutin dan lebih berkualitas lagi? Semua petunjuk kehidupan ada didalamnya, semua obat dari rasa sakit ada didalamnya, semua jawab dari kerinduan kita juga ada didalamnya.
Maukah kita mulai berkomitmen untuk rutin membaca Alkitab setiap hari? Agar kita mengerti dan memahami pesan yang Dia bawa bagi kita. Hanya perlu sebuah perubahan kecil yang nyata untuk dapat lebih dekat dengan Tuhan melalui Alkitab, yakni berdirilah, ambil Alkitabmu, duduk tenang, baca dan pahami maksudnya.

Mulai kapan? SEKARANG

Jesus Bless
Read More >>

Jumat, 13 April 2012

BERSYUKUR....


Ada satu pepatah yang mengatakan jika rumput tetangga akan selalu nampak lebih hijau daripada rumput di halaman sendiri. Entah maksud sebenarnya seperti apa tapi yang jelas saya pahami adalah bahwa apapun yang orang lain miliki akan nampak lebih indah dan lebih baik dari semua yang kita miliki. Pada kesempatan yang lain peribahasa ini dialih kiaskan oleh salah satu produk dagang di Indonesia. Oleh creative team dari produk tersebut digambarkan mengenai sekelompok kambing yang tengah makan rumput di suatu tempat , hingga salah satu dari kambing itu mengintip rumput yang ada disebelah pagar dan ternyata rumput yang dilihatnya adalah rumput yang nampak sangat hijau dan segar untuk dinikmati. Lalu bersama beberapa kambing lain,yang berhasil dibujuknya, ia berusaha memanjat pagar agar bisa menyeberang ke seberang. Pada akhirnya mereka berhasil menyeberang, namun sayang, rumput yang nampak hijau dan segar itu ternyata adalah rumput palsu yang tidak bisa dimakan dan lebih parah disana juga ada seekor singa yang siap memangsa mereka.

Sore tadi saya berkunjung ke panti asuhan SILO di Karanganyar. Bersama-sama anak usia SMP, SMA, dan PT di PPA kami merayakan Paskah bersama anak-anak panti asuhan ditempat tersebut. Jam 1 saya harus sudah sampai di kantor untuk persiapan beberapa hal kecil sekalian cek terakhir. Jam 2 lebih sedikit kami berangkat, tidak terlalu jauh memang sehingga jam 3 kurang sedikit kami udah sampai. Acara dibuat seperti persekutuan biasa. Berjalan lancar, anak-anak menikmati dan mereka bisa saling berbaur. Kunjungan kami segera selesai setelah kami berfoto bersama dengan anak-anak panti asuhan SILO.

Tidak ada yang spesial memang tapi saya bersyukur karena saya memiliki waktu untuk berdiam, merenung, mengamati mereka, dan mendapat hal baru.

Saya sadar satu hal bahwa ternyata saya memang belum terbiasa untuk terus bersyukur untuk segala hal yang saya miliki. Saya sering menggerutu karena makan tidak enak, bayar kuliah telat, tidak punya uang saku, dan lain sebagainya. Menilik kehidupan anak-anak SILO seharusnya saya malu dengan mereka. Untuk makan mereka kadang tidak punya pilihan, untuk biaya sekolah mereka sangat sering untuk dipermalukan karena keterlambatan pembayaran, untuk uang saku saya yakin mereka lebih sangat kekurangan dari pada uang saku yang saya dapatkan, dan lebih hebat adalah ketika mereka mampu bersyukur untuk semua itu.

Bro..sist…

Benar jika kita melihat rumput tetangga selalu nampak lebih hijau daripada rumput yang ada pada halaman rumah kita sendiri, walaupun kenyataannya itu belumlah tentu benar karena saat itu kita menilai dari perspektif yang salah, dari kelemahan dan kekurangan kita.

Berapa kali kita mengeluh saat hendak berangkat sekolah atau kerja kita tidak menemui sarapan dimeja makan? Masih seringkah kita mengeluh saat ayah telat menjemput kita pulang sekolah sehingga kita menunggu terlalu lama? Atau berapa kali kita menggerutu dalam hati jika masakan yang disediakan ibu bukan masakan yang kita sukai? Dan tentu masih banyak hal lain dimana seringkali kita mengeluh
Sebenarnya yang seringkali menjadi sangat sulit adalah ketika kita hanya fokus untuk mengeluh tanpa ada kesempatan bagi syukur untuk hadir dalam pemahaman kita.

Allah kita Allah yang mengerti dan mengasihimu, bahkan saat semua nampak tidak menyenangkan bagi kita, itu adalah yang terbaik bagi kita oleh DIA….belajar bersyukur sampai kapanpun…bersyukurlah…

Jesus Bless..
Read More >>

Kamis, 12 April 2012

Lemper atau Arem-arem??

 Dari dua makanan ini mana yang lebih anda suka? Lemper atau Arem-arem? Bagi sebagian besar orang (khususnya etnis Jawa) pasti memahami dengan persis perbedaan kedua makanan ini, tapi yang luar jawa mungkin tidak tahu beda jelas dari kedua makanan itu. Secara kasat mata kedua makanan ini bentuk dan penampakannya sama, yakni sama-sama dibungkus dengan daun pisang lalu kedua ujungnya di tujuk pakai lidi (walau sekarang sudah banyak yang pakai streples). Namun yang menjadi pembeda adalah ketika kita sudah membuka bungkusan itu. Lemper berisi beras ketan sedang Arem-arem berisi beras biasa (nasi). Lemper biasanya berisi abon sedang Arem-arem biasanya berisi telur puyuh atau daging, walau sekarang banyak variasi yang biasa kita temui isi dalam kedua makanan ini. untuk ukuran, Arem-arem biasanya berukuran lebih besar dari pada lemper (saya tidak tahu alasannya mengapa). Nah, bagi yang belum pernah melihat atau merasakan, silahkan dibayangkan sendiri ya…
Keduanya sama enaknya, tapi jika boleh memilih maka pilihan saja lebih condong ke Arem-arem, entah kenapa yang jelas saya lebih suka dari pada lemper. Bagaimana dengan anda?

Mungkin aneh, mengapa saya tiba-tiba menulis tentang kedua makanan ini. sederhana, yang ingin saya sampaikan adalah mengenai pilihan. Jika kita hanya mendapat satu kesempatan untuk memilih, makan mana yang akan kita pilih dari kedua makanan yang sama-sama enak tersebut, dan mungkin juga sama-sama kita sukai tersebut?

Tidak sama persis memang, tapi sedikit banyak kita akan sering menemui pilihan-pilihan yang dilematik seperti ini dalam perjalanan kehidupan kita. Kita dituntut untuk memilih satu dari beberapa hal yang terlihat sama penting dan sama baiknya bagi kita. Pilihan sekolah, pilihan kerja, pilihan pacar, pilihan pasangan hidup, dan lainnya akan kita hadapi. Bahkan hal yang lebih sederhana dapat kita lihat, seperti ketika sedang hendak pergi, kita akan memilih juga antara kemeja putih dan kemeja biru. Ketika sedang sakit, kita akan memilih antara obat A dan obat B. Ketika malam, kita memilih tidur jam 9 atau jam 12. Ini semua tentang pilihan.

Bro…sist…
Ketika kita sedang berada pada posisi tersebut, posisi memilih, sudahkah Tuhan menjadi pribadi yang kita libatkan dalam usaha kita memilih? Atau kita sering kali masih menggunakan rasio kita sendiri untuk menentukan pilihan tertentu?

Memang benar, ketika hendak makan Lemper atau Arem-arem kita tidak perlu meminta dan menunggu jawaban dari Tuhan untuk mengetahui mana makanan yang seharusnya kita makan. Tapi untuk hal lain?
Yang sedang ingin saya sampaikan adalah mari saat ini kita belajar untuk berdoa dan mengajak Tuhan terlibat dalam setiap putusan peilihan-pilihan kehidupan kita. Agar kita tidak salah memilih, karena Dia yang memiliki kehidupan kita dan Dia tahu atas semua hal yang terbaik bagi kehidupan kita
Jesus Bless

(renungan mengenai PILIHAN akan ditambah terus di kesempatan yang lain)
Read More >>

Mandi, mandi, dan mandi

Jam masih menunjukkan pukul 06.00 dan mata saya masih terasa sangat berat. Badan juga masih terasa sangat capek. Bisa dikatakan semalam saya nyaris tidak tidur. Setelah sedikit sibuk dengan kerjaan di kantor sebebnarnya saya berniat untuk tidur, saat itu pukul 00.10-an. Tapi langsung saya urungkan, karena udah kepalang basah terjaga dan saya baru teringat bahwa nanti klub favorit saya main dan disiarkan live di salah satu chanel tivi nasional, yup pagi tadi Juventus bermain melawan Lazio. Sembari menunggu main saya ganti baju jerseynya Juventus (fans berat) sembari utak-atik netbook. Tidak sia-sia karena akhirnya Juventus menang 2-1, Forza Juventus..

Nadia terus berteriak tidak karuan, mengganggu waktu tidur saja yang baru sebentar saja. Tidak seperti biasanya, hari ini dia minta mandi disini sama ibu saya. Akh, ada-ada saja. Kebetulan saya sedang keluar ketika ibu memandikan Nadia, namanya juga anak kecil jadi polahnya ya banyak sekali, hal yang buat ibu jadi agak marah karena takut Nadia telat berangkat ke Play Group. Selesai mandi masih saja ribet dengan lari sana lari sini. Masih basah tapi tidak mau di keringke pake handuk (mungkin mintanya di jemur: bercanda)

Ada hal baru yang buat saya terdiam untuk merenung. Bukan hal hebat atau hal besar, tapi setidaknya hal kecil ini membuat saya memahami satu hal baru. Yang saya amati adalah bahwa setiap orang setelah mandi dan hendak mengeringkan badannya, maka yang akan dikeringkan lebih dulu adalah rambutnya dulu, kepala, badan, tangan, kemudian baru kaki. Mungkin anda bingung dengan perenungan saya, tapi itulah yang saya lihat.

Jawaban langsung muncul dari pertanyaan sederhana itu. Mengapa hampir pasti semua melakukan itu?
Jelas semua mengeringkan rambut dan kepala dulu dari pada yang lain, karena air mengalirnya ke bawah, maka bagian atas harus dikeringkan dulu sebelum bagian yang lain karena jika tidak maka tentu bagian lain yang sudah dikeringkan akan kembali basah akibat air dari rambut menetes kebawah. Coba fikirkan, badan yang sudah dikeringkan lebih dulu akan menjadi sia-sia jika air di rambut masih terus menetes kebawah mengenai badan lagi.

Lantas apa yang spesial??

Kita ibaratkan bahwa air adalalah dosa, dosa yang harus dikeringkan. Maka dengan sederhana akan muncul pemahaman seperti ini. banyak orang telah berdosa lantas dengan mudah meminta pengampunan dan menyelesaikan dosa tersebut, tapi dengan segera dan dengan cepat orang akan kembali mengulangi dosa tersebut. Hal ini terjadi berulang dan terus menerus. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena sebenarnya mereka hanya bembersihkan air (dosa) yang kecil yang merupakan efek dari dosa yang lain yang lebih besar pengaruhnya, yakni dosa (air) dari kepala tadi. Akan terus berlanjut dan tidak akan menjadi kering jika air yang ada dikepala tidak dikeringkan dulu.

Bro..sist…

Apakah saat ini kita tengah mengalami hal yang sama? Kita merasa begitu mudah terjatuh pada dosa dan kesalahan yang sama, tidak pernah ada daya lebih ketika kesalahan itu dihadapan kita sehingga kita sering terjatuh.

Sebenarnya yang harus kita lakukan adalah berdiam sejenak, untuk mengevaluasi diri kita untuk kemudian meminta Kristus menyucikan kita dari dosa yang telah mengikat kita. Biarkan DIA mengambil dosa tersebut dan bagian kita adalah tetap menjadi kudus dan bersih selama kita hidup didunia ini.

Pengampunannya nyata, dan pengorbannya sungguh mulia…jadilah anakNya yang bersyukur dalam menyelesaikan setiap tantangan kehidupan dan jadilah pribadi yang santun dalam Dia

Jesus Bless
Read More >>

Selasa, 10 April 2012

Tidak Perlu Berdoa


Ketika kita masih kanak-kanak, ingatkah kita dengan soal dalam lembar tes yang seperti ini “apa yang dimaksud dengan doa? Yup, mungkin kita tidak akan lupa dengan pertanyaan ini. dan apakah kita masih ingat dengan jawab yang kita berikan atas soal tersebut?? Hmmm..jika saya boleh menebak jawabannya, pasti anda akan menjawab salah satu dari dugaan saya ini
1. Nafas hidup orang percaya
2. Komunikasi kita dengan Tuhan

Bagaimana? Benar atau salah??hmm
Saat anda tersenyum, saya melihat bahwa anda adalah salah satu siswa yang menuliskan jawab demikian saat soal tersebut ada dihadapan anda. Dan semakin anda terheran, maka semakin yakinlah saya atas jawaban anda dahulu.

Sekarang tentu tidaklah demikian, perkembangan pemikiran dan penambahan pengalaman serta pengetauhan pasti semakin menyempurnakan pemahaman kita atas definisi dari doa yang kita yakini. Tidak lagi hanya sebatas kata yang diucap dengan memejamkan mata dan untuk meminta sesuatu kepada DIA tentunya. Tapi pasti sudah termodifikasi dengan sendirinya seiring perkembangan kedewasaan iman kita.
Perlukah kita berdoa?

Saya masih ingat ketika saya hendak menghadapi ujian pendadaran penelitian saya tahun lalu. Seperti mahasiswa yang lainnya, saya cukup takut dan bingung untuk menghadapi hari itu. bagaimana tidak, usaha saya selama 4 tahun ditentukan hanya dalam beberapa jam kedepan. Saya sudah berusaha mempersiapkan semuanya dengan sangat makasimal. Materi skripsi, data-data, hingga kerangka tulisan sudah saya siapkan sedemikian rupa. Tapi tetap saja saya merasa sangat kuatir. Malam sebelum ujian, saya malah tidak bisa tidur sehingga waktu yang seharusnya dapat saya gunakan untuk istirahat, terbuang begitu saja dan malah merugikan saya. Saya masih ingat, hingga pukul 03.30-an mata saya masih terjaga dan tidak ada tanda untuk tertidur walaupun saya tahu bahwa ujian akan dilaksanakan pada pukul 09.00. Setelah itu semua terasa sangat cepat dan ujian segera dimulai. Singkat cerita, saya berhasih melewati ujian itu dengan sangat baik dan saya mendapatkan nilai yang maksimal pula. Ingat, saya lupa berdoa.

Lantas kenapa saya tetap berhasil walau tanpa berdoa? Apakah ini berarti semua mutlak karena usaha saya sendiri? Bukan kah tanpa doa-pun saya bisa memperoleh nilai maksimal dalam ujian saya?

Jawabnya : TIDAK

Seketika saya terdiam karena ada penggalan cerita syang belum saya sampaikan diatas. Malam hari, waktu saya masih terjaga, saya melihat ibu saja duduk bertelut disamping tempat tidur untuk berdoa, dan yang menjadi pokok doa beliau adalah ujian akhir saya, dan yang lebih hebat..beliau menangis.
Seketika saya menjadi lemas, dan segera minta ampun kepada Tuhan untuk kesombongan ini, dengan tidak menyertakan DIA dalam pekerjaan kehidupan saya. Dengan merasa mampu menjalani semua tanpa doa. Saya tersadar

Bro..sist..
Sudah rajinkah kita berdoa?

Kenyataan yang ada adalah, seringkali tanpa kita sadar, banyak orang yag setiap saat ikut mendoakan kita. Entah orang tua, kerabat, sahabat, teman, guru, atau yang lain. Dengan rela mereka memberikan waktunya untuk menyebut nama kita dalam doa-doanya, dan dari sanalah kita memperoleh dukungan yang sangat besar. Dengan demikian, masihkah pantas kita merasa sombong untuk semua yang kita miliki dan keberhasilan yang ada pada kita.

Orang lain sudah menjadi bagian dalam doa bagi kita, dan layak jika kita sekarang mulai menyediakan diri untuk mendoakan orang lain pula, karena dengan demikian kita akan saling menopang satu dengan yang lain sehingga kita akan terus kuat bersama DIA.

Jesus Bless

Read More >>

Senin, 09 April 2012

Aku miskin? SIAPA YANG SALAH?


Jika boleh memilih satu kata dari sekian banyak kata yang ditakuti oleh manusia, maka saya akan berani menebak bahwa miskin adalah satu diantara dari sekian banyak kata tersebut. Dan jika boleh dibuat sebuah tingkatan, saya sendiri yakin bahwa kata miskin menempati urutan ke 3 dari daftar kata yang paling ditakuti manusia, setelah kematian dan sakit. 

Entahlah, memang hal ini tidak meiliki dasar yang kuat untuk diakui sebagai sebuah kebenaran. Tapi jika saya bertanya dan anda harus menjawab dengan jujur, apakah anda juga takut dengan kata miskin?

Ini kenyataan dan memang benar terjadi. Berapa sering kita melihat banyak orang yang mati karena kelaparan. Banyak orang yang harus tidur dipinggir jalan. Banyak anak yang berkeliaran di jalalan saat jam sekolah untuk mengamen. Banyak orang yang sakit parah namun tidak bisa berobat karena keterbatasan biaya. Dan berapa banyak masalah lain yang muncul sebagai efek domino dari kemiskinan itu sendiri.

Akan sangat sulit sebenarnya untuk memberikan definisi dan batasan yang jelas mengenai kemiskinan. Kemiskinan merupakan frasa yang abu-abu karena setiap orang dan kelompok masyarakat memiliki penilaian yang berbeda-beda untuk menyatakan seseorang itu miskin atau tidak. Contoh kecil, daerah kumuh jika seseorang memiliki sebuah sepeda motor maka dia bisa memiliki penilaian bebas miskin oleh masyarakat, sedang di tempat lain hal itu bisa tidak berarti apa-apa karena sepeda motor sudah tidak lagi menjadi barang mewah. Dan masih banyak lagi contoh yang mungkin juga telah anda pahami dan ketahui dari lingkungan disekitar anda sendiri

Sekarang, apakah kita juga termasuk salah satu dari orang yang layak dikatagorikan kedalam penilaian miskin?

Berapa kali kita makan dalam sehari? Berapa gaji kita? Berapa uang saku kita? Apa kita memiliki alat transportasi pribadi? Apa kita mampu berobat ketika sakit?
Bro…sist…
Penilaian ini sangat subyektif, tapi saya berpendapat lain mengenai kemiskinan. Betul jika kita merasa kemiskinan itu sangat menakutkan, karena memang seperti itu adanya. Tapi sekarang yang lebih penting, jika sekarang kita merasa diri kita adalah miskin, maukah kita merubah itu agar kelak kita tidak menjadi miskin?
Sering kali orang mulai takut dan lebih giat untuk mencari pembenaran diri atas keadaan miskin yang ada padanya, bukan berusaha untuk segera beranjak dari kemiskinan itu.

“JIKA SEKARANG KITA MISKIN, JANGANLAH KITA MENGELUH DAN MENGGERUTU KARENA ITU SAMA ARTINYA DENGAN KITA MENYALAHKAN ORANG TUA YANG TELAH MELAHIRKAN KITA….TAPI JIKA KELAK KITA MISKIN MAKA SEPENUHNYA ITU ADALAH KESALAHAN KITA, KARENA SAAT INI KITA TIDAK MAU BERUSAHA UNTUK TIDAK TERUS MENERUS MENJADI MISKIN”

Siapkah untuk memulai langkah nyata pergi dari kemiskinan?

Jesus Bless…….
Read More >>

Minggu, 08 April 2012

Dengarkan Saya

Teringat..beberapa waktu lalu saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial pengobatan gratis oleh sebuah klinik. Program pengobatan gratis yang dibidani oleh Jamsostek. Jadi selama 2 hari saya bersama beberapa rekan pimpinan dr. Sih Astuti melakukan tugas ini. wah pasti sangat menyenangkan. Kami segera berbagi tugas. Secara garis besar kami dibagi kedalam 4 bagian yakni Pendaftaran, Timbang dan Tensi, Pemeriksaan Dokter, serta Pengambilan Obat. Saya sendiri bertugas di bagian pendaftaran. Ah 
menyenangkan sekali pasti

Semua menjadi sedikit diluar prediksi saya. Selama dua hari, saya sangat mengalami kelelahan yang luar biasa. Semua jadi pegal, capek, males, dsb. Tapi overall saya sangat menikmati semua.
Ada kejadian lucu lho yang saya alami. Saya dibagian pendaftaran, dan salah satu tugas yang harus saya lakukan adalah menanyakan kepada pasian mengenai alergi obat yang dimiliki, agar nanti bisa ditangani lebih khusus jika memang memiliki alergi terhadap obat. Dan beruntungnya kejadian ini saya nikmati dalam 2 percakapan tentang alergi obat pada pasien yang sudah sangat tua. Begini kurang lebih kedua percakapan itu
///////////////////
Saya : “mbah, gadhah alergi kaliyan obat mbah?” – “mbah, apakah anda memiliki alergi obat?”
Pasien 1 : “niki, tangan kula gathel-gathel trus awake keju kemeng” – “ini mas, tangan saya gatal-gatal dan badan saya pegal linu”
Saya : ………………………
Pertanyaan saya mengenai alergi obat yang dimiliki bukan keluhan yang sedang dirasakan

////////////////////

Saya : “mbah, yuswanipun pinten?” – “mbah, usia anda berapa?”
Pasien 2 : “mbah Karman, sak niki sampun seda” – “mbah Karman, sekarang sudah meninggal”
Saya : …………………….
Saya bertanya berapa usia pasien tapi jawaban yang diberikan adalah nama suaminya yang sudah meninggal

//////////////////

Dari dua pertanyaan tadi mungkin benar jika da kemungkinan saya salah metode dalam menyampaikan pertanyaan dan juga bisa mungkin bahwa pasien tidak mendengarkan apa yang saya tanyakan. Tapi intinya adalah satu yakni TIDAK ADA KOMUNIKASI YANG BAIK

Bro..sist..
Ini tentang mendengar…
Seolah secara otomatis kita dilahirkan untuk menjadi seorang pembicara yang ulung daripada menjadi seorang pendengar yang baik. Kita terbiasa untuk banyak bicara dan menginginkan orang lain untuk diam mendengar serta menyimak semua kalimat yang keluar dari mulut kita. Apa benar? Renungkanlah. Ini terjadi terus menerus dan berkesinambungan. Lantas kemudian saya berfikir, apa ini yang kemudian membuat kemampuan kita mendengar menjadi menurun? Entahlah
Dan dari itu semua, kita diharapkan tidak menumpulkan kemampuan mendengar kita. Ada baiknya kita bersedia untuk memberikan telinga dan waktu kita ketika ada orang lain yang tengah bercerita, berbagi kisah, atau berbicara. Karena ini adalah kebutuhan, kita semua, INGIN DIDENGARKAN……..
Read More >>

Sabtu, 07 April 2012

Ciuman Ibu.....

Sampai rumah juga akhirnya..

Cuaca masih saja gerimis dan mungkin saja pertanda akan turun hujan lebat. Badan masih terasa sangat letih, tapi puji Tuhan pelayanan saya (kami) di ibadah malam Paskah di GKJ Jebres berjalan dengan sanagat baik dan sangat memuaskan.

Saat menulis ini lengan kiri saya masih terasa sangat sakit, efek dari jatuh kemarin masih sangat terasa. Tapi sekarang semua sudah menjadi lebih baik. Suasana sangat sepi, hanya ada suara rintik hujan dan televisi yang dilihat Bapak, walaupun ternyata beliau ketiduran di depan tivi. Akhh, suasana yang sangat menyenangkan sebenarnya untuk dipakai tidur, hmmh, pasti nyenyak jika tidur sekarang.

Ketika hendak berganti pakaian, ditempat tidur ibu sudah tertidur pulas ternyata. Ahh, wajah tua itu terlihat sangat kelelahan. Entah dari sudut pandang mana, saya melihat ibu cantik jika sedang tidur pulas seperti itu. Sangat bahagia untuk kesempataan dimana saya bisa menikmati wajah itu. Semakin menjadi berarti ketika saya tersadar bahwa wajah lelah itu adalah tempat keringat perjuangannya menetes, dengan wajah itu beliau berjuang..untuk saya..untuk anaknya ini….makasih ibu…

Jadi teringat beberapa waktu yang lalu, ketika selesai dari aktivitas diluar rumah akhirnya saya bisa pulang untuk beristirahat, tidak seperti malam ini, malam itu ibu masih terjaga didepan tivi dengan acara sinetron yang saya tidak tahu dan beliau sangat menikmatinya. Muncul juga ide usil ke beliau. Tanpa disadari dan dengan mengendap-endap (maaf sedikit lebay) saya berhasil mencium pipi ibu dari belakang. Ibu terlihat kaget, campuran antara wajah terkejut dan wajah aneh. Mungkin beliau berfikir “ni anakku kenapa ya? Jangan-jangan sedang sakit?”. Tapi entahlah, yang saya tau beliau begitu terkejut.

Sesaat saya bersyukur luar biasa…
Entah kapan terakhir kali saya mencium ibu atau mungkin kapan terakhir kali saya dicium ibu. Saat lulus SMA ibu tidak mencium saya, saat Wisuda ibu juga tidak mencium saya, bahkan saat saya berulang tahun ibu juga tidak mencium saya (bahkan saya cukup yakin, ibu tidak tahu hari ulang tahun saya)
Sangat norak mungkin, tapi saya mau jujur, bahwa saya merindukan jadi Fajar Christian kecil yang mendapat kesempatan untuk sebuah ciuman dari ibu.
Apa ibu tahu apa yang saya rasakan ini ya??

Bro..sist..
Kapan terakhir kali dapat ciuman dari ibu? Kappa terakhir kali mencium ibu?
Apakah kamu juga merasakan kerinduan yang sama dengan saya??

"ibu...aku sayang kamu..."
Read More >>

Jumat, 06 April 2012

Aduh Jatuh!!!!!

Aduh Jatuh!!!!!

Sempet sangat terkejut ketika Nadia, keponakan saya, pulang dari maen dengan menangis. “ah, paling berantem sama temen maenny”, tapi sejenak semua menjadi horror ketika dia pulang dengan baju yang penuh dengan darah. Naluriah mungkin ketika tiba-tiba aku jadi panik, terlebih ketika nampak dagu dari Nadia robek dan lukanya cukup dalam. Perlu saya tegaskan, darah yang keluar tidak hanya ada disekitar dagu yang robek, tapi darah udah menetes dengan cukup deras, hal ini tambah parah karena Nadia sendiri sangat takut sama darah, jadi silahkan bayangkan suasana yang terjadi.
Ibu saya, neneknya Nadia, yang saat itu sedang ada di atas langsung turun karena Nadia emang menangis dengan keras. Beliau jadi semakin panik dengan apa yang dilihat, nampak jelas, beliau sangat ketakutan. Tetangga berdatangan ke rumah, mulai dari hanya sekedar melihat, membantu, atau malah hanya berdebat tidak jelas tentang kejadian yang dialami Nadia. Saya sendiri langsung ke warung sebelah untuk mencari plester luka, agar darah tidak terus keluar, sementara ibug masih terlihat terpukul dan gemetar.
Sore tadi gantian saya yang jatuh. Saya sedang persiapan latihan di Gereja untuk persiapan malam paskah esok (sabtu-red). Beberapa rekan datang terlambat dan beberapa rekan masih sibuk dengan keperluannya masing-masing. Langsung saja nata semua alat, tidak terlalu ribet memang karena kami pakai konsep akustik dan bukan full band. Ketika sedang mengambil Jimbe, entah bagaimana kejadiannya saya terjatuh karena kaki tersangkut kabel. BRAAKK..saya terjatuh dengan condong kedepan. Sesaat waktu berhenti rasanya, hanya terlihat beberapa gerakan kecil hingga ada kesempatan yang saya rasakan untuk memutar badan sedikit ke kiri, sehingga akhirnya lengan tangan kiri yang jadi tumpuan dan terbentur ke kursi jemaat, padahal saya sempat cukup yakin bahwa kepala saya dululah yang seharusnya terkena kursi. Tapi syukurlah tidak demikian. Hanya lengan kiri yang lecet, tidak masalah buatku.
Benar, yang saya alami sore ini tidaklah separah apa yang dialami Nadia, tapi dari sini saya melihat sesuatu yang cukup baik. Apa itu?
RESPON dan TINDAKAN…
Ketika Nadia terus mengangis, orang-orang disekitar langsung merespon dengan berusaha menolong dengan banyak tindakan, mungkin tergerak karena melihat Nadia yang seperti itu, tapi jujur, tetap saja ada tetangga yang masih sibuk komentar tanpa tindakan apa-apa.
Saat saya jatuhpun demikian, beberapa jelas sangat terkejut mendengar suara kerasnya saya jatuh. Beberapa rekan langsung menolong, beberapa rekan masih terdiam, sedang boleh percaya atau tidak, beberapa rekan sempat tertawa kecil sebelum mendekat dan menolong.
Bro..sist..
Tanpa kita sadari, itu yang sedang kita butuhkan. Apa? RESPON dan TINDAKAN. Berapa sering kita melihat teman, sahabat, atau siapapun yang kita temui tengah dalam kondisi membutuhkan bantuan? Keadaan yang sebenarnya menunut sebuah RESPON dan TINDAKAN nyata kita. Tapi seringkali semua hanya ada dalam kepala dan terus terbungkus dalam sebuah rencana, tanpa pernah terwujud.
Memang benar jika mungkin bantuan yang kita berikan bukanlah sesuatu yang langsung bisa menolong mereka, bahkan mungkin bukan sesuatu yang mereka butuhkan. Tapi bukankah RESPON dan TINDAKAN itu merupakan wujud kasih kita kepada sesama?bukankah itu bentuk paling sederhana untuk menunjukkan betapa kita ber-empati dan mengasihi mereka? Sama ketika Allah Bapa memberikan Kristus untuk menebus kita, respon atas kenyataan bahwa manusia yang Ia ciptakan telah jatuh dalam dosa..DIA mencintai kita…
Mari belajar untuk lebih peka dengan segala hal yang terjadi di sekitar kita…..
(sampai tadi sore, saya masih melihat dagu Nadia masih terpasang plester luka yang siang itu saya pakaikan…cepet sembuh ya sayang…)

Read More >>

Kamis, 05 April 2012

Tomcat??


Ahhhh, tomcat…..
Akhir-akhir ini tomcat jadi fenomena di masyarakat kita. Semua orang seolah menjadi latah dengan sedikit-sedikit menyebut tomcat. Tomcat menjadi terkenal setelah keberadaannya sempat menjadi hama endemik di beberapa kota di Indonesia, khususnya pulau Jawa. Tomcat membawa sejenis virus yang menyebabkan alergi kulit bagi manusia. Efek pertama kulit menjadi gatal, memerah, panas dan tidak nyaman tentu saja. Tomcat, telah menjadi fenomena
Seperti apa tomcat itu? tidak lebih besar dari semut atau rayap, warnanya kombinasi item-orange, cukup cantik juga seh. Saya sendiri lumayan terkejut dengan si tomcat, kenapa? Ternyata didaerah tempat tinggal saya hewan ini sudah ada sejak dulu kala (lebay), namun orang-orang lebih sering menyebutnya dengan hewan dompo, dompo itu sendiri adalah sebutan alergi kulit yang sama dengan elergi yang disebabkan si tomcat.
Saya jadi teringat cerita lucu oleh sahabat saya, Christy, dia bercerita seperti ini
“ah, sekarang si tomcat udah jadi lupa diri. Dulu dia hanya hewan kampung, tapi setelah hijrah ke kota dia menjadi sukses dan terkenal….hingga tak mau memakai nama dompo tapi lebih milih pake nama tomcat..” (saya selalu tersenyum dengan cerita ini)
Sama seperti serangan si tomcat. Kehidupan kita juga akan senantiasa seperti itu. maksudnya??
Permasalahan adalah bagian yang tidak akan pernah bisa dilepaskan bagi manusia, kecuali jika dia telah mati. Setiap orang memiliki kesusahan dan kesulitannya sendiri-sendiri. Mungkin seorang anak  SD akan merasa kehidupannya terancam ketika ia tidak mengerjakan PR, tapi bagi mahasiswa tentu tidak demikian. Mungkin bagi mahasiswa akan sangat sulit untuk mengampuni teman yang menyakitinya, sedang anak kecil dengan mudah akan memaafkan teman yang jahat padanya. Begitu pula dengan banyak perbandingan yang lain.
Tomcat layaknya sebuah masalah yang akan menyerang semua orang, dengan kadar masing-masing tentu saja. Kenyataannya, satu daerah yang diserang tomcat tidaklah semua orang yang ada disana menderita alergi kulit. Memamng ada yang dengan mudah terkena, ada yang bertahan beberapa waktu, namun tidak sedikit yang tidak mendapat efek apa-apa dari serangan tomcat tersebut. Lantas apa yang menjadi pembeda?? Jawabannya adalah DAYA TAHAN…..
Jika kita siap sedia dan memiliki daya tahan yang baik maka sekeras apapun masalah akan menyerang, kita akan teguh kuat. Tapi sebaliknya, jika tidak memiliki daya tahan yang kuat, maka kita akan mudah jatuh dengan tekanan masalah hidup…
Percayalah, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai menguatkan daya tahan kita terhadap masalah yang senantiasa mengancam kita. Yesus, dan hanya Yesuslah pribadi yang akan mengajari kita bagaimana menjadi kuat dengan serangan masalah-masalah tersebut. Belajarlah dari DIA, semakin dekatlah kepada DIA……YESUS mengasihi kita……
Read More >>
Technology Blog