Jumat, 23 November 2012

Spageti dan Pizza

Apa yang terlintas dalam benak anda ketika mendengar kedua nama makanan diatas? Pasti bermacam-macam, saya sendiri akan membayangkan sebuah makanan elit, makanan dari italia, dan tentu enak rasanya. Tapi saat ini saya tidak akan menjadi pak Bondan yang dengan lihainya memberikan penilaian cita rasa makanan dengan “mak nyuss”nya tersebut.

Saat ini akan saya coba sampaikan pemikiran sederhana saya mengenai pemaknaan pola fikir seorang remaja laki-laki dan perempuan dengan semangkuk spageti dan sepotong pizza. Nah kan, tambah bingung…..

Mengapa saya harus menggambarkan dengan spageti dan pizza? Yang menjadi dasar utama pemilihan makanan tersebut, bukan pada rasa karena hal ini akan menjadi sangat relatif dan subyektif antara tiap orang. Saya mengambil penggambaran dari segi bentuk dan tekstur dari kedua makanan ini. mungkin saja ada variasi, tapi saya yakin secara umum bayangan kita akan sama mengenai kedua masakan ini.
Spageti, disajikan dalam piring cantik dengan mie diatasnya dan biasanya juga ada siraman kuah dengan daging diatasnya. Pizza, disajikan bentuk bulat dengan potongan simetris tiap bagiannya, variasi taburan diatasnya, entah daging, jamur, dan yang lainnya. Wuih, nikmat sekali kedua makanan ini.

Lantas, apa hubungannya spageti dan pizza dengan pola fikir remaja laki-laki dan perempuan?
Banyak referensi literatur yang membahas mengenai golongan ini dan di melalui internet kita bisa mengakses informasi tersebut. Tapi akan sedikit kita lihat bagaimana remaja itu. Remaja adalah satu golongan usia yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan seorang individu manusia. Ada sisi rawan yang terkandung juga dalam pentingnya usia ini. Masa ini mereka tengah mencoba mencari “siapa” diri mereka atau bisa disebut jati diri. Jika pada masa remaja berhasil dilalui dengan baik maka kemungkinan besar dia akan bertumbuh menjadi baik pula, begitu juga sebaliknya. Pada usia ini remaja juga mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat signifikan, baik itu fisik atau psikologisnya, dan ini pula yang membuat mereka menjadi sangat “galau”, remaja putri sering tidak nyaman dengan menstruasi yang dialaminya sedang remaja putra akan merasa sangat terpukul jika ada satu jerawat yang ada dihidungnya. Ini normal…..

Remaja spageti dan remaja pizza
Ada begitu banyak point pembeda yang bisa kita gunakan, tapi disini saya hanya akan memaparkan beberapa saja yang penting dan sering kita temui di kehidupan nyata, diluar adanya pengecualian sifat yang khusus akan kita lihat dari dimensi yang lebih universal
Remaja spageti adalah remaja yang memiliki pola fikir tindakan dan perasaan sama seperti bentuk mie spageti yang saling terkait dan tidak beraturan. Remaja spageti adalah Remaja Putri. Remaja pizza adalah remaja putra yang memiliki pola fikir tindakan dan perasaan sama seperti bentuk potongan pizza yang rapi dan simetris. Mengapa demikian? Mari kita sejenak melamun dan bayangkan kita pada masa itu….

Ketika sedang marah…..
Pizza akan lebih mudah terpancing dan merespon dengan cepat pada hal yang membuatnya marah, tapi biasanya setelah semua terjadi rasa marahnya akan cepat reda dan kembali stabil. Spageti memilih memakai waktu lebih lama untuk memikirkan kembali hal yang membuatnya marah. Hal yang lebih parah adalah rasa marahnya itu sering terpendam dan terakumulasi dalam emosi yang lembut tapi sangat merusak, dan jika tiba pada puncaknya, kemarahannya bisa menjadi sangat tidak terkontrol dan memerlukan waktu yang lama untuk kembali pada kondisi stabil, bahkan kebanyakan akan menjadi akar pahit.

Ketika sedang sedih….
Spageti adalah tipe penikmat rasa sedih, bahkan jika boleh, saya akan menyebut sedih sebagai sebuah candu yang sangat nikmat bagi mereka. Introspeksi diri dalam waktu yang lama dan tidak jarang mereka enggan untuk bangkit, tapi ini menjadi hal yang baik, karena ada cukup waktu untuk spageti mengumpulkan energi dan kebenaran dan ketika kemudian mereka sudah bangkit, mereka akan memiliki daya yang lebih kuat pada candu yang sebelumnya membuat mereka terpuruk tersebut. Pizza memiliki penilaian yang sederhana akan rasa ini. Mereka akan berusaha menukar kesedihan yang dialaminya dengan mengabiskan banyak waktu untuk melakukan banyak hal yang membuat mereka senang. Pizza akan cepat bangkit dari kesedihan yang dialaminya, tapi karena tidak ada waktu yang digunakan untuk merenung, seringkali pizza lebih sering jatuh kembali pada kesedihan yang sama, seperti lagu dangdut “jatuh bangun”

Ketika sedang kangen….
Bagi Pizza, kangen bukanlah sesuatu yang “wow” untuk diberi perhatian khusus. Bagi mereka kangen itu sangat simpel dan tidak terlalu istimewa. Jika kangen ya ketemu langsung, jika tidak bisa ya telpon aja, jika tidak punya pulsa ya sms, begitu simpel dan rasa kangen mereka sering hambar karena sering diwujudkan dengan sesuatu yang basa-basi, seperti “sudah maem?”, “kamu lagi apa?”, dan semua selesai. Tapi Spageti punya sesuatu yang luar biasa untuk menghias ruang rindu mereka. Baginya, kangen itu adalah sesuatu yang istimewa yang indah dan kangen itu sesuatu yang rumit. Tidak se-sederhana pizza tapi kadang juga sedikit berlebihan. Rasa kangennya tidak selalu bisa di obati dengan telp, sms, atau bahkan bertemu langsung, tapi seringkali diobati dengan cara-cara yang lebih menyentuh sisi emosionalnya. Jika sedang hujan, mereka sering melamun dan melihat hujan, ini yang sedang nge-trend dengan sebutan “hujan yang unyu-unyu”, saya sendiri berdoa agar mereka tidak sedang berusah mengitung berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di atap rumahnya. Mereka jadi hobi lihat foto-foto yang dirindukan dalam berjam-jam. Mereka mungkin akan me”repeat one” lagu tentang rindu di hapenya. Ahh, pokonya so sweet banget kalo si spageti lagi rindu

Ketika sedang PDKT…
Berbanding 180 derajat mereka. Dari penentuan target, percaya deh, pizza akan melihat penampilan fisik sebagai kriteria pertama untuk seorang spageti hendak didekati. Urusan sifat, latar belakang, dsb sering kali diabaikan. Bagi mereka, cantik, manis, adalah penting dan mutlak bagi calon mereka. Sedang spageti akan lebih melihat sifat, hal unik, keahlian, dsb sebagai tolok ukur pizza yang di taksirnya, penampilan fisik bisa dikesampingkan baginya. Jadi secara sederhana, perhatikan kalimat dibawah ini agar kita engerti apa yang saya maksudkan. Seorang wanita akan memberikan cinta untuk mendapatkan cinta, sedang seorang pria akan memberikan kenyamanan untuk mendapatkan cinta. Silahkan merenung dan anggukan kepala jika anda setuju.

Ketika sedang Jatuh Cinta….
Pizza bisa secara tiba-tiba menjadi seorang pujangga besar dengan karya puisi yang indah dari bibirnya (lebih tepatnya sebut saja Rayuan Gombal, hehehehe). Dia akan berusaha menjadi pelindung bagi pacarnya, walau sering kali ini berlebihan dan malah membuat pacarnya tidak nyaman, tapi sebetulnya niatnya baik walau caranya salah. Jangan heran jika tiba-tiba pizza menjadi rajin menyapu rumah atau bahkan cuci piring, karena pizza akan berani melakukan hal-hal diluar kebiasaannya ketika sedang jatuh cinta. Spageti bisa tiba-tiba menjadi sangat manja ketika deket dengan pacarnya, apalagi jika dia sudah mendapatnya kenyamanan dengan pacarnya. Spageti akan menjadi orang yang aneh, dia tau ketika pacarnya sedang merayunya, pacarnya itu berbohong, tapi entah mengapa dia tetap saja senyum-senyum sendiri, malu-malu harimau, aneh. Waktu berias didepan cermin juga akan menjadi semakin lama. Tentu saja karena dia ingin tampil sempurna dan berharap pacarnya mau memberi pujian (gombal-an) atas penampilannya tersebut.

Ketika sedang patah hati….
Bagi spageti, patah hati bisa berarti sebagai akhir dari dunia. Secara tiba-tiba akan merasa menjadi wanita paling malang di dunia yang tidak punya harapan lagi untuk masa depanya. Sering tiba-tiba menangis sendiri dan kadang dibarengi dengan bicara sendiri dengan boneka yang ada dikamarnya, cukup lama hingga mereka ketiduran sampai pagi. Disekolah juga akan banyak diam tidak seperti biasanya. Kadang nangis sendiri lagi ketika teringat dengan mantan pacarnya, dan seandainya pacarnya satu sekolah, akan semakin membuat spageti terpuruk. Pada dasarnya pizza pun akan mengalami hal yang sama dengan spageti, merasa terpuruk dan tertekan. Namun sikap pizza bisa membuat dia tidak terlalu merasa sangat sedih, mereka akan berusaha keras untuk menyembunyikan hatinya yang hancur dengan tersenyum saja, tapi mereka tidak pernah tahu sampai kapan senyumnya bisa membantu dia berbohong tentang apa yang dia rasakan. Cenderung acuh dan tidak perduli lagi dengan bayangan yang lalu, sangat mudah untuk bersegera bangkit. Prinsip pizza sangat sederhana, obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tidak tau seberapa benar ini, tapi ini yang sering malah membuat mereka harus bersiap untuk sakit hati lagi, karena cintanya hanya berdasar pelampiasan yang terburu-buru, bukan dari proses penyatuan perbedaan.

And more…
Kesimpulan yang dapat ditarik dari usaha pembedaan diatas adalah sebuah pemahaman sederhana seperti ini. Bahwa, remaja putri memiliki pola yang sama seperti spageti, yakni sesuatu yang rumit dan bercampur, maksudnya ketika hatinya sedang tidak nyaman maka itu akan membuat efek rambat yang sangat cepat dan erat dengan bidang kehidupannya yang lain, entah sahabat, sekolah, keluarga, bahkan mungkin untuk pelayannannya. Semua jadi serba rumit, jika tidak mengetahui inti dan sumber masalahnya maka akan sangat sulit untuk mengatasi efek rambat ini. sedang remaja putra dengan sifat pizza-nya, lebih mudah mengendalikan diri jika mendapat stimulan pada salah satu sisi kehidupannya. Mereka akan dengan mudah mengelompokkan permasalahannya menjadi kotak-kotak khusus yang saling terpisah antara satu dengan yang lain.

Akhirnya, kita perlu melihat lebih dekat saja bahwa yang semua pemaparan terdapat efek pengecualian yang perlu diperhatikan. Tidak semua remaja putra dan putri memiliki sifat yang sama, bahkan sangat memungkinkan untuk tertukar. Tapi pada pemaparan saya, semua dilihat pada sisi universal.
Masih banyak yang ada di kepala saya, mungkin pada kesempatan lain akan saya tuliskan lagi. Intinya ini sangat subyektif, hanya berdasarkan apa yang saya pahami, saya alami, dan yang saya lihat. Jika mungkin anda memiliki pemikiran yang lain saya akan sangat terbuka untuk sharing dan silahkan meninggalkan komentar.

Terimakasih

Fajar Christian



Read More >>
Technology Blog