
Tidak hanya itu saja, yang lebih special adalah karena saya
akan berangkat dengan teman-teman dari Gereja, yup, acara ini merupakan
Persekutuan Gabungan Remaja dan Pemuda GKJ Jebres. Terbayang akan ada perjalanan
dalam bus yang sangat riuh, semangat panas pantai yang menyenangkan, dan jalan
bersama di Malioboro yang syahdu. Heeee
Saya sudah berada diujung perjalanan, semua masih sibuk
dengan persiapan masing-masing, beberapa teman masih harus mengangkat peralatan
untuk disana, Gitar, Jimbe, Tikar, dsb, sedang saya masih sibuk terik-teriak
dan memastikan agar tidak ada barang yang tertinggal apalagi ada teman yang
ketinggalan. Kami berangkat dengan 2 armada, 1 bus besar dan I bus kecil, saya
sendiri berada di bus besar dengan teman-teman remaja, sedang rekan pemuda
berada di bus yang kecil.
Perjalanan kami lalui dengan sangat menyenangkan,
teman-teman dibelakang asik dengan gitar dan jimbenya, sedang yang ditengah
dikuasai oleh ibu-ibu (remaja putri-red) yang asik ngegosip, sedang baris depan
tampak lebih tenang. Cukup lama perjalanan kami, tapi dengan suasana yang fun,
perjalanan itu tidak terasa.
Akhirnya kami sampai,
jauh memandang terlihat laut yang begitu biru dan menyejukkan. Segera kami
bergegas untuk persiapan acara persekutuan kami. Dan persekutuanpun dimulai.
Sssttttttt persekutuan sedang berlangsung….
Selesai persekutuan kami makan siang bersama, ikan cakalang
bakar sudah siap kami santap, tapi saya
melihat semua tidak terlalu menikmati makan siang ini, bukan karena
makanan yang kurang enak atau apa, tapi semua teman-teman sudah terlihat tidak
sabar untuk segera menuju pantai.
Selesai makan dan kami bersiap untuk kepantai, semua
langsung berganti kostum masing-masing. Beberapa rekan tetap tinggal di tempat
makan, beberapa rekan sibuk menyiapkan kamera mareka, dan lebih banyak rekan
yang sudah berlari duluan ke pantai untuk bermain air.
Saya juga segera berjalan ke bibir pantai Depok, melihat,
dan bersyukur untuk semua berkat yang sudah Tuhan beri bagi saya dan bagi kami.
Berjalan di atas pasir hitam yang basah dengan terik yang cukup panas siang
itu. Akhirnya saya menceburkan diri ke air.
Dan disinilah akhirnya terjadi hal yang tidak saya inginkan.
Sebelum saya ke air, saya sudah menitipkan Hp dan dompet saya, saya merasa ini
cukup save untuk saya bermain air. Tapi ada satu hal yang sala lupa titipkan
KACA MATA, yang tetap saya pakai.
Pada awalnya semua berjalan baik-baik saja, semua aman
terkendali. Dengan teman yang lain saya duduk dan menunggu disapu oleh ombak
lalu kembali ke pinggir lagi. Hingga pada satu kesempatan ada ombak yang cukup
besar menyapu kami, pada sapuan pertama saya masih save dengan kaca mata yang
saya pakai, tapi yang terjadi sebelum saya kembali menuju tepi saya disapu oleh
ombak ke dua yang ternyata lebih besar, dan tentu saja saya tergulung hingga
jauh dari tepi. Semua di air, sulit bernafas, dan kebingungan, hingga saya bisa
keluar dan satu hal yang saya sadari KACA MATA saya sudah terlepas. Langsung panik
dan berusaha mencari disekitar saya berdiri, tapi tetap saja tidak ketemu,
beberapa rekan membantu dan tetap saja tidak ketemu. Akhirnya dalam hati saya
berkata…. Selamat jalan kaca mataku, aku akan selalu mengenang setiap
kebersamaan kita selama ini…. :’(
Sudah kepalang basah, akhirnya saya melanjutkan kegiatan
dipantai, beberapa saat kemudian saya mengajak rekan yang lain untuk segera
kembali karena ada perjalanan lagi yang harus kami tempuh.
Benar saja, sisa perjalan di Jogja tidak bisa saya nikmati
dengan sepenuh hati. Saya jadi tidak bisa memandang dengan jelas, jadi mual,
dan tentu saja sangat pusing.
Syalom,
Pengalaman ini sangat bermanfaat bagi saya, ketika saya tiba
dirumah saya segera merenung, ada pelajaran apa yang bisa saya ambil. Saya mengambil
Laptop dan saya menulis catatan ini
Kita hidup didunia ini, menjalani tiap sisi kehidupan yang
sudah Tuhan beri, dengan semua Anugrah dan Kedamaian yang sudah Tuhan taruhkan
atas kehidupan kita. Tapi pada sisi lain, sukakah si jahat dengan ini semua? Tentu
tidak
Sebagai anak Tuhan kita harus terus berjalan beriringan
dengan semua yang Tuhan mau itu kita lakukan dalam kehidupan ini, melihat semua
sama seperti yang juga Tuhan lihat.
Seringkali kita jatuh pada apa yang dunia tawarkan,
kbohongan, iri, dengki, dsb. Itu yang membuat kita merasa sangat jauh dengan
Tuhan.
Lantas sebenarnya apa yang harus kita lakukan? Cara terbaik
adalah kita harus memiliki hati dan mata seperti yang Tuhan punya. Belajar mengerti
setiap kemuan Tuhan dalam kehidupan kita. Pada akhirnya Firman Tuhan akan
membawa kita pada kesiapan diri yang lebih baik untuk menghadapi ancaman dari
si jahat.
Setiap taburan Firman Tuhan memberi perspektif yang sama
seperti apa yang Tuhan lihat. Sudut pandang dan penilaian kita tidaklah cukup
mampu untuk menjaga kita dari semua dosa. Dengan memakai sudut pandang Allah,
maka kita akan menjadi kuat. Semakain banyak kita merenungkan Sabda Tuhan,
semakin tekun kita berdoa, semakin rutin kita bersaat terduh, semakin suka kita
membaca Alkitab, maka kita akan semakin kuat untuk memakai sudut pandang Allah
dalam kita menjalani kehidupan kita.
Jika tidak, maka seperti saya kehilangan kaca mata saya
sehingga semua pandangan saya menjadi kabur dan tidak jelas, maka kita juga
akan terncam ditipu oleh si Iblis dengan dosa. Kita tidak mampu melihat dengan
jelas semua kehendak Tuhan dalam kehendak Tuhan.
Jangan pernah jauh apalagi melepaskan perspektif Allah,
tetap menjadi kuat dalam Dia, maka kita akan semakin bijak untuk menjadi garam
dan terang dunia bagi orang lain.
Tuhan Memberkati
kaca mata, aku kangen
kamu :’(
0 comments:
Posting Komentar